Laporan Investigatif (Jurnalistik 1)
Penjajaan Sate Kikil Berbahan Pengawet di Kota Jakarta
Kikil, seperti yang kita tahu adalah daging sapi berurat yang biasanya terdapat di bagian kaki. Bila dikunyah, kikil memiliki tekstur yang kenyal. Biasanya kikil digunakan menjadi bahan utama ataupun campuran di dalam makanan khas daerah seperti Sop Kikil, Soto Mie, Semur Kikil, dan lain-lain. Rasanya gurih dan unik sehingga masyarakat pun menyukainya. Saat ini kikil dijajakan dengan cara berbeda yaitu disate. Kikil dibakar dengan beberapa campuran bumbu yang menciptakan rasa baru pada kikil.
Sayangnya, hal ini disalahgunakan oleh beberapa oknum. Sate Kikil keliling dijajakan di sekitaran ibukota, khususnya di sekolah dasar. Oknum mengolah kikil menjadi sate, tetapi bukan dengan menggunakan kikil yang sebenarnya. Kikil yang mereka gunakan terbuat dari campuran tepung dan bahan pengawet. Mereka menjajakan Sate Kikil buatan tersebut kepada anak-anak kecil yang tidak bisa membedakan kikil asli dan kikil buatan. Hal ini dijadikan sebagai kesempatan untuk menjual Sate Kikil buatan mereka.
Sate Kikil buatan ini mirip sekali bentuknya dengan kikil asli, dari teksturnya, kikil buatan tidak sekenyal kikil asli. Reporter Reportase Investigasi di salah satu stasiun televisi di Indonesia menyatakan bahwa diperlukan ketelitian untuk membedakan kikil asli dan buatan selain dari tingkat kekenyalannya.
Selain itu, warna dan aroma juga lebih sulit dibedakan, apalagi jika kikil telah diolah dan dibumbui. Warna kikil bisa jadi lebih kuning atau lebih pucat dari kikil asli karena kikil buatan juga mengandung campuran pewarna bahan tekstil.
Lengkapnya, kikil buatan terbuat dari campuran tepung terigu, boraks, sagu, pewarna tekstil, dan lemak ayam agar kikil buatan menjadi amis karena kikil aslinya adalah bagian dari daging sapi dan memang sudah seharusnya berbau amis, serta penyedap rasa dan rempah-rempah agar rasanya gurih.
Berkat bahan pengawet yang terkandung di dalamnya, kikil ini awet sampai kurang lebih 4 hari.
Hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan masyarakat, karena bahan-bahannya yang tidak seharusnya digunakan sebagai bahan campuran makanan, seperti boraks dan pewarna tekstil. Sehingga masyarakat sebaiknya lebih teliti dan jeli dalam memilih kikil yang dipasarkan.
Sumber:
Kikil, seperti yang kita tahu adalah daging sapi berurat yang biasanya terdapat di bagian kaki. Bila dikunyah, kikil memiliki tekstur yang kenyal. Biasanya kikil digunakan menjadi bahan utama ataupun campuran di dalam makanan khas daerah seperti Sop Kikil, Soto Mie, Semur Kikil, dan lain-lain. Rasanya gurih dan unik sehingga masyarakat pun menyukainya. Saat ini kikil dijajakan dengan cara berbeda yaitu disate. Kikil dibakar dengan beberapa campuran bumbu yang menciptakan rasa baru pada kikil.
Sayangnya, hal ini disalahgunakan oleh beberapa oknum. Sate Kikil keliling dijajakan di sekitaran ibukota, khususnya di sekolah dasar. Oknum mengolah kikil menjadi sate, tetapi bukan dengan menggunakan kikil yang sebenarnya. Kikil yang mereka gunakan terbuat dari campuran tepung dan bahan pengawet. Mereka menjajakan Sate Kikil buatan tersebut kepada anak-anak kecil yang tidak bisa membedakan kikil asli dan kikil buatan. Hal ini dijadikan sebagai kesempatan untuk menjual Sate Kikil buatan mereka.
Sate Kikil buatan ini mirip sekali bentuknya dengan kikil asli, dari teksturnya, kikil buatan tidak sekenyal kikil asli. Reporter Reportase Investigasi di salah satu stasiun televisi di Indonesia menyatakan bahwa diperlukan ketelitian untuk membedakan kikil asli dan buatan selain dari tingkat kekenyalannya.
Selain itu, warna dan aroma juga lebih sulit dibedakan, apalagi jika kikil telah diolah dan dibumbui. Warna kikil bisa jadi lebih kuning atau lebih pucat dari kikil asli karena kikil buatan juga mengandung campuran pewarna bahan tekstil.
Sate Kikil dengan Bumbu Sate |
Lengkapnya, kikil buatan terbuat dari campuran tepung terigu, boraks, sagu, pewarna tekstil, dan lemak ayam agar kikil buatan menjadi amis karena kikil aslinya adalah bagian dari daging sapi dan memang sudah seharusnya berbau amis, serta penyedap rasa dan rempah-rempah agar rasanya gurih.
Berkat bahan pengawet yang terkandung di dalamnya, kikil ini awet sampai kurang lebih 4 hari.
Hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan masyarakat, karena bahan-bahannya yang tidak seharusnya digunakan sebagai bahan campuran makanan, seperti boraks dan pewarna tekstil. Sehingga masyarakat sebaiknya lebih teliti dan jeli dalam memilih kikil yang dipasarkan.
Sumber:
- www.wikipedia.org
- www.google.com
Comments
Post a Comment