Posts

Showing posts from March, 2014

H. Faktor Pemicu Kewirausahaan

2 (dua) faktor pemicu kewirausahaan adalah: Faktor eksternal , yaitu lingkungan, meliputi peluang, model peran, aktivitas, pesaing, inkubator, sumber daya, dan kebijakan pemerintah. Faktor internal  meliputi hak kepemilikan, kemampuan, dan insentif. Sumber : http://teorionline.wordpress.com/2011/02/25/perbedaan-individu-kepribadian-1/ http://id.wikipedia.org/wiki/Kewirausahaan http://lutfiawulandari.blogspot.com/2011/10/ruang-lingkup-kewirausahaan.html http://adesyams.blogspot.com/2009/09/ruang-lingkup-dan-proses-terbentuknya.html http://mahendra-s-h-fpsi05.web.unair.ac.id/artikel_detail-46432-Umum-Entrepreneurship%20%28Theory%29.html http://kalibangka.wordpress.com/2013/03/28/bab-i-pengertian-dan-ruang-lingkup-kewirausahaan/ http://kaisarshanks.blogspot.com/2012/04/soal-kewirausahaan.html

G. Peran Pendidikan dalam Pembentukan Kewirausahaan

Pendidikan mempunyai peran yang penting dalam pembentukan kewirausahaan. Kewirausahaan bukan dimulai dari seseorang yang tidak tahu apa-apa, melainkan dari seseorang yang memiliki pendidikan yang cukup. Tidak harus pendidikan formal dan setinggi-tingginya, tetapi pendidikan dari pengalaman yang menunjang kemampuan seorang wirausaha untuk memulai bisnisnya. Namun,  Churchill  (1987) memberi sanggahan terhadap pendapat ini, menurutnya masalah pendidikan sangatlah penting bagi keberhasilan wirausaha. Bahkan dia mengatakan bahwa kegagalan pertama dari seorang wirausaha adalah karena dia lebih mengandalkan pengalaman daripada pendidikan. Namun, dia juga tidak menganggap remeh arti pengalaman bagi seoranga wirausaha. Baginya, sumber kegagalan kedua adalah jika seorang wirausaha hanya bermodalkan pendidikan tapi miskin pengalaman lapangan. Oleh karena itu perpaduan antara pendidikan dan pengalaman adalah faktor utama yang menentukan keberhasilan wirausaha. Lalu menurut  Eels  (1984) dan M

F. Tujuan Kewirausahaan

Meningkatkan jumlah wirausaha yang berkualitas. Mewujudkan kemampuan dan kemantapan wirausaha untuk menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Membudayakan semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan kewirausahaan di kalangan masyarakat yang mampu, handal, dan unggul. Menumbuhkembangkan kesadaran dan orientasi kewirausahaan yang tangguh dan kuat terhadap masyarakat.

E. Teori Kewirausahaan

Teori-teori di bawah ini merupakan teori tentang proses pembentukan kewirausahaan. 1.  Life Path Change Menurut Shapero dan Sokol (1982) dalam Sundjaja (1990), tidak semua wirausaha lahir dan berkembang mengikuti jalur yang sistematis dan terencana. Banyak orang yang menjadi wirausaha justru tidak memaluli proses yang direncanakan. Antara lain disebabkan oleh: a. Negative displacement Seseorang bisa saja menjadi wirausaha akibat dipecat dari tempatnya bekerja, tertekan, terhina atau mengalami kebosanan selama bekerja, dipaksa/terpaksa pindah dari daerah asal. Atau bisa juga karena sudah memasuki usia pensiun atau cerai dari perkawinan dan sejenisnya. Sementara, menjadi seorang wirausaha pada kondisi-kondisi seperti di atas adalah pilihan terbaik karena sifatnya yang bebas dan tidak bergantung pada birokrasi yang diskriminatif. b. Being between things Orang-orang yang baru keluar dari ketentaraan, sekolah, atau penjara, kadangkala merasa seperti memasuki dunia baru yang belum

D. Sudut Pandang tentang Entrepreneurship

Ada beberapa sudut pandang tentang  entrepreneurship  yang dikemukakan oleh beberapa ahli, yaitu : Entrepreneurship  (kewirausahaan) adalah suatu.proses melakukan sesuatu yang baru dan berbeda dengan tujuan menciptakan kemakmuran bagi individu dan memberi nilai tambah pada masyarakat. (Winarto (2004:2-3))   Entrepreneurship  digambarkan sebagai suatu proses menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal dan risiko serta menerima balas jasa dan kepuasan serta kebebasan pribadi.   (Hisrich-Peter (1995:10) dalam Alma (2004:26)) Entrepreneurshi p, yang dapat diartikan sebagai  ‘the backbone of economy’,  yaitu syaraf pusat perekonomian atau sebagai  ‘tailbone of economy ’, yaitu pengendali perekonomian suatu bangsa (Suharto Wirakusumo, 1997:1).

C. Disiplin Ilmu Entrepreneur dan Perkembangannya

Disiplin ilmu yang terdapat di dalam dunia kewirausahaan antara lain ilmu psikologi, yaitu penelitian tentang karakteristik dan kepribadian sang wirausaha, lalu ilmu sosiologi, tentang pengaruh dari lingkungan sosial dan kebudayaan dalam pembentukan masyarakat yang akan berwirausaha. Menurut Ray dan Ranachandran (1996), "walau terdapat perbedaan sudut pandang, penelitian yang dilakukan baik oleh ahli ekonomi, psikologi, dan sosiologi harus tetap bepijak pada kegiatan kewirausahaan serta sebab akibatnya pada tingkat mikro dan makro. Dengan demikian adalah wajar jika studi kewirausahaan dengan penekanan keilmuan yang berbeda itu pada akhirnya akan saling berhubungan dan memengaruhi." Perkembangan teori ini masih akan terus berkembang, sejalan dengan perubahan perekonomian di dunia yang akan terus terjadi.

B. Ruang Lingkup dan Proses Kewirausahaan

a. Ruang Lingkup Kewirausahaan terbagi-bagi dalam berbagai macam ruang lingkup, yaitu : Bidang usaha Agraris; meliputi pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan (pemeliharaan, penetasan telur ikan, makanan, dan pengangkutan ikan), dan peternakan. Bidang usaha Pertambangan dan Energi / bidang Ekstraktif; meliputi pertambangan minyak dan batu bara. Bidang usaha Perindustrian; industri kecil ( home industry) , industri menengah, dan industri besar. Bidang usaha Perdagangan; perdagangan kecil, menengah, dan besar. Bidang usaha Jasa; ada 2 (dua) macam, yaitu Jasa Finansial (perbankan, perkreditan, dan asuransi), dan Jasa Non-Finansial (restoran, perhotelan, pengusaha angkutan umum, biro iklan, dll). b. Proses Kewirausahaan Kewirausahaan bukanlah sesuatu yang mudah untuk dimulai begitu saja. Ada beberapa proses yang diperlukan untuk membuat suatu perusahaan baru yang akan digunakan untuk berwirausaha berjalan dengan baik. Yang pertama adalah inovasi ( innovation ); yaitu pro

A. Entrepreneurship (Kewirausahaan)

Entrepreneurship  atau kewirausahaan dalam bahasa Indonesia adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi yang berupa ide-ide inovatif, peluang, dan cara-cara untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik ke dalam kehidupan, yang hasil akhirnya adalah sebuah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian. Arti dari entrepreneurship  atau kewirausahaan itu sendiri memiliki arti yang berbeda-beda, tergantung dari ahli atau sumber acuan, karena titik berat dan penekanannya berbeda. Selain memiliki arti sebuah proses tersebut, menurut beberapa ahli, kewirausahaan juga mengandung arti "bekerja sendiri" atau " self-employment" (Richard Cantillon, 1775 ) ; " mengidentifikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi" (Penrose, 1963 ) ; " kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau teridentifikasi dengan jelas atau komponen fungsi produ