KESETIAKAWANAN SOSIAL
A. Kesetiakawanan Sosial
Menurut
W.J.S. Poerwodarminta dalam KBBI, “kesetiaan” berasal dari kata dasar “setia”
yang berarti “tetap dan teguh hati (dalam berkeluarga, persahabatan)”.
Sehingga, kesetiaan dapat diartikan sebagai sikap teguh pada pendirian dan taat
pada janji, aturan, atau nilai-nilai yang sudah disepakati bersama.
Kesetiakawanan
yaitu perasaan seseorang yang bersumber dari rasa cinta kepada kehidupan
bersama atau sesama teman sehingga diwujudkan dengan amal nyata berupa
pengorbanan dan kesediaan menjaga, membela, membantu, maupun melindungi
terhadap kehidupan bersama.
Kesetiakawanan
Sosial yang disebut juga dengan rasa solidaritas sosial merupakan potensi
spiritual, komitmen bersama, dan jati diri bangsa. Oleh karena itu,
kesetiakawanan sosial merupakan nurani bangsa Indonesia yang teraplikasi pada
sikap dan perilaku bangsa yang dilandasi oleh pengertian, kesadaran, tanggung
jawab, dan partisipasi sosial sesuai dengan kemampuan dari masing-masing warga
masyarakat dengan semangat kebersamaan, kerelaan untuk berkorban demi sesama,
dan kegotongroyongan dalam kebersamaan dan kekeluargaan.
Selain itu,
kesetiakawanan sosial juga dapat diartikan sebagai pondasi pokok dalam
melakukan pembangunan, khususnya pembangunan kesejahteraan sosial. Sebagai
nilai dasar kesejahteraan sosial, kesetiakawanan sosial harus terus
direvitalisasi sesuai dengan kondisi aktual bangsa dan diimplementasikan dalam
wujud nyata di dalam hidup kita.
Kesetiakawanan
sosial merupakan nilai yang bermakna bagi setiap bangsa. Jiwa dan semangat
kesetiakawanan sosial dalam kehidupan bangsa dan masyarakat Indonesia pada
hakikatnya telah ada sejak jaman nenek moyang, jauh sebelum negara ini berdiri
sebagai suatu bangsa yang merdeka.
Jiwa dan
semangat kesetiakawanan sosial tersebut telah teruji dalam berbagai peristiwa
sejarah, dengan terwujud nyata dalam tindakan dan sikap berdasarkan rasa
kebersamaan dari seluruh bangsa Indonesia pada saat menghadapi pengamalan
kesetiakawanan sosial yang dilakukan pada kehidupan sehari-hari, seperti
menolong orang lain yang sedang kesulitan.
Rasa
kesetiakawanan berasal dari interaksi antar umat manusia, sehingga dari situlah
kita sama-sama tahu bahwa setiap manusia membutuhkan atau bergantung kepada
orang lain. Walaupun yang terjadi sekarang sangatlah berbeda. Banyak
orang-orang yang bersifat individualis, yang hanya ingin menang sendiri. Mereka
memanfaatkan koneksi yang mereka miliki untuk mencapai kepuasan mereka sendiri.
Banyak juga yang menjebak temannya sendiri demi mendapat jabatan yang lebih
tinggi. Karena pada akhirnya seorang manusia tidak dapat mengandalkan orang
lain, tetapi dirinya sendiri.
Karena itu,
kesetiakawanan sosial harus terus digali,dikembangkan, dan didayagunakan dalam
mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia untuk bernegara, yaitu Masyarakat
Sejahtera.
Salah satu
faktor yang mendukung kelestarian dan tercapainya tujuan bersama ialah sikap
setia terhadap apa yang telah disepakati bersama. Demikian pula dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, diperlukan suatu kesetiaan terhadap bangsa dan negara
untuk mempertahankan dan melestarikan kelangsungan hidup bangsa untuk mencapai
tujuan didirikannya suatu negara. Kesetiaan seseorang juga bisa diarahkan pada
bangsa dan negaranya. Ajaran atau paham yang menuntut penyerahan kesetiaan
tertinggi pada negara kebangsaannya disebut Nasionalisme.
Manusia di
dalam hidupnya akan berhubungan dengan yang lainnya, hingga nantinya akan
terbentuk sebuah kelompok sosial. Rasa persatuan dan kesatuan akan terwujud
apabila masyarakat tersebut memiliki rasa senasib dan mempunyai kesadaran untuk
menolong satu sama lainnya. Dengan demikian, akan tumbuh kesatuan dan
kebersamaan untuk mengusir penjajah. Dalam hal ini, penjajah tidak hanya dalam
bentuk negara lain menjajah negara kita, tetapi juga dalam konteks kebudayaan,
dan lain-lain.
Sementara
itu, makna dari rasa kesetiakawanan sosial adalah meletakkan kepentingan bersama
diatas kepentingan pribadinya, tanpa melupakan kepentingan pribadi itu sendiri.
B. Permasalahan Kesetiakawanan Sosial di
Indonesia
Masalah
kesetiakawanan di Indonesia dapat dilihat dalam dua sudut pandang. Yang pertama
yaitu dari tingkat struktural. Masalah yang terjadi ini cukup besar. 10%
penduduk di Indonesia menguasai perekonomian nasional 90% lainnya. Maka dari
itu, terjadilah kesenjangan sosial. Yang kaya semakin kaya, dan yang miskin
akan menjadi semakin miskin. Pengusaha-pengusaha besar membangun gedung-gedung
bertingkat dengan menggusur lahan pekerjaan para pengusaha mengengah ke bawah
sehingga pengusaha kecil tersebut tidak memiliki lahan usaha lagi. Masih banyak
contoh-contoh kesenjangan lain yang terjadi di muka bumi ini, walaupun sudah
diamanatkan oleh konstitusi kita bahwa bumi, air, dan isi yang terkandung di
dalamnya dikuasai oleh negara dan digunakan sebesar-besarnya oleh kepentingan
rakyat. Tetapi kenyataannya yang terjadi adalah banyak pengusaha korporat
internasional yang menguasai sumber daya yang mestinya dikuasai oleh negara
kita.
Yang kedua, dapat dilihat dari
tingkat institusional. Tak ada yang bisa memperkuat dasar solidaritas, yaitu
tentang aspek kesetaraan, kesejahteraan bersama. Akibatnya terganggulah
proses-proses jejaring sosial. Jaringan sosial kita, yang dulunya menjadi
penyangga masyarakat banyak sudah mengalami politisasi yang intens. Ada
institusi formal kelembagaan politik maupun non-formal, seperti keagamaan dan
sebagainya. Namun hal tersebut belum mampu mengakreditasikan kepentingan
masyarakat seperti partai politik.
C. Hubungan
Kesetiakawanan dengan Nasionalisme
Jadi ada hubungan dengan rasa memiliki Indonesia terutama dalam situasi plural. Masyarakat majemuk itu justru biasanya terdiri dari berbagai unsur yang sulit menyatu kedalam unit politik. Biasanya dalam satu masyarakat seperti ini tindak kolektif itu susah dibangun kecuali ada musuh bersama dari luar seperti yang terjadi pada waktu penjajahan Belanda kita bisa mobilisasi. Kedua tentang cita-cita tentang kesejahteraan bersama. Disini yang sangat krusial sekarang musuh sudah tidak ada. Sekarang cita-cita tentang kesejahteraan bersama juga terancam. Ada teritori tertentu dari masyarakat yang merasa dimarjinalkan dan merasa tidak punya manfaat apa-apa lagi dari keindonesiaan itu. Jadi solidaritas yang horizontal seperti yang dikatakan Ben Anderson itu mengalami keluluhan. Setelah kemerdekaan mestinya cita-cita kemerdekaan ini yang diwujudkan namun secara struktural ternyata tidak mendukung.
Apa yang disebut oleh Ernest sebagai kesamaan wilayah dan kesamaan sejarah. Ada kesamaan-kesamaan kultural, bahasa. Mungkin juga solidaritas-solidaritas keagamaan yang luas. Membangun solidaritas yang dibangun atas dasar persamaan sejarah. Ada juga persamaan agama, bahasa, hal Itu memberikan kekuatan emosional yang masih cukup bisa mengikat kita. Namun tanpa ada perbaikan pada level struktural setiap saat bisa koyak.
D. 5
Aksi Bersama Menumbuhkan Rasa Kesetiakawanan Sosial
Kasus individu atau masalah komunitas masyarakat, bila masih menunjukkan ketimpangan atau ketidakadilan sosial dalam proses penyelesaiannya, telah menumbuhkan sikap dukungan kepedulian, sebagai wujud solidaritas bersama. Rasa kesetiakawanan sosial telah menjadi peluang harapan besar dalam mengatasi masalah bersama yang memerlukan sikap kritis dan kontrol secara berimbang.
Kasus individu atau masalah komunitas masyarakat, bila masih menunjukkan ketimpangan atau ketidakadilan sosial dalam proses penyelesaiannya, telah menumbuhkan sikap dukungan kepedulian, sebagai wujud solidaritas bersama. Rasa kesetiakawanan sosial telah menjadi peluang harapan besar dalam mengatasi masalah bersama yang memerlukan sikap kritis dan kontrol secara berimbang.
Berikut ini
sekadar contoh bagaimana realita aksi bersama yang telah menumbuhkan semangat
kesetiakawanan sosial.
1. Mengumpulkan Sumbangan Sosial
Ada yang berupa kotak amal, dompet peduli, rekening sosial, dan yang lainnya untuk mengumpulkan sumbangan dana, uang atau barang
2. Membentuk Posko Peduli Sosial
Pos komando (posko), pos terpadu, dan pos lainnya dibangun, seringkali bersamaan saat ada musibah pribadi atau bencana missal.
3. Mengadakan Bhakti Sosial
Kegiatan bhakti sosial kesehatan seperti ini sudah sering dilaksanakan oleh berbagai organisasi sosial masyarakat, saat hari perayaan tertentu, apalagi ketika ada bencana alam.
4. Menggalang Dukungan Sosial
Membubuhkan tanda tangan, mengumpulkan koin keadilan, memasang spanduk informasi, melakukan aksi demo damai, sebagai wujud kebersamaan.
5. Memanfaatkan Situs Jejaring Sosial
Dunia teknologi informasi sedang ngetrend dimaanfaatkan, melalui situs jejaring sosial pertemanan, FaceBook atau Twitter, untuk mendukung kebersamaan terhadap kasus khusus yang menimpa pejabat publik, tokoh politik, artis ibukota, atau masyarakat awam biasa.
E. Kesetiakawanan
Sosial sebagai Gerakan Nasional
Peringatan HKSN menjadi momentum yang sangat strategis sebagai upaya untuk mengembangkan dan mengimplementasikan kesetiakawanan sosial sebagai suatu gerakan nasional sesuai dengan kondisi dan tantangan jaman, kesetiakawanan sosial yang menembus baik lintas golongan dan paradaban maupun lintas SARA harus terus menggelora terimplementasi sepanjang masa, dengan demikian akan berwujud ”There is No Day Without Solidarity” (tiada hari tanpa kesetiakawanan sosial), kesetiakawanan sosial tidak berhenti pada harinya HKSN yang diperingati setiap tanggal 20 Desember di Tingkat Pusat, Provinsi dan Kab/Kota serta oleh seluruh lapisan masyarakat berkelanjutan selamanya dan sepanjang masa.
Kesetiakawanan sosial sebagai pengejewantahan dari sikap, perilaku dan jati diri bangsa Indonesia akan dapat menjadi modal yang besar dalam mengatasi berbagai permasalahan sosial yang dihadapi bangsa ini secara bertahap untuk melakukan perbaikan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di seluruh tanah air, apabila nilai kemerdekaan, nilai kepahlawanan dan nilai kesetiakawanan itu melekat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Untuk menindaklanjuti Gerakan Nasional Kesetiakawanan Sosial, jejaring kerja, kolaborasi dengan seluruh komponen bangsa dalam hal ini masyarakat dan dunia usaha yang setara diartikannya.
Peringatan HKSN menjadi momentum yang sangat strategis sebagai upaya untuk mengembangkan dan mengimplementasikan kesetiakawanan sosial sebagai suatu gerakan nasional sesuai dengan kondisi dan tantangan jaman, kesetiakawanan sosial yang menembus baik lintas golongan dan paradaban maupun lintas SARA harus terus menggelora terimplementasi sepanjang masa, dengan demikian akan berwujud ”There is No Day Without Solidarity” (tiada hari tanpa kesetiakawanan sosial), kesetiakawanan sosial tidak berhenti pada harinya HKSN yang diperingati setiap tanggal 20 Desember di Tingkat Pusat, Provinsi dan Kab/Kota serta oleh seluruh lapisan masyarakat berkelanjutan selamanya dan sepanjang masa.
Kesetiakawanan sosial sebagai pengejewantahan dari sikap, perilaku dan jati diri bangsa Indonesia akan dapat menjadi modal yang besar dalam mengatasi berbagai permasalahan sosial yang dihadapi bangsa ini secara bertahap untuk melakukan perbaikan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di seluruh tanah air, apabila nilai kemerdekaan, nilai kepahlawanan dan nilai kesetiakawanan itu melekat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Untuk menindaklanjuti Gerakan Nasional Kesetiakawanan Sosial, jejaring kerja, kolaborasi dengan seluruh komponen bangsa dalam hal ini masyarakat dan dunia usaha yang setara diartikannya.
F. Nilai Moral Kesetiakawanan Sosial
Kesetiakawanan sosial
(solidaritas sosial) adalah perasaan seseorang yang bersumber dari rasa cinta
kepada kehidupan bersama sehingga diwujudkan dengan amal nyata berupa
pengorbanan dan kesediaan menjaga, membela, maupun melindungi terhadap
kehidupan bersama.
Dari pengertian kesetiakawanan tersebut kita bisa
merasakan atau menilai rasa kemanusiaan seseorang. Rasa kesetiakawanan
bermakna:
1. Kepentingan pribadi
tetap diletakkan dalam kerangka kesadaran kewajiban sebagai makhluk sosial
dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Kewajiban terhadap
masyarakat dan bangsa dirasakan lebih besar dari kepentingan pribadinya.
Adapun nilai moral
yang terkandung dalam kesetiakawanan sosial diantaranya sebagai berikut:
- Tolong menolong. Nilai moral ini tampak dalam kehidupan masyarakat, seperti: tolong menolong sesama tetangga. Misalnya membantu korban bencana alam atau menengok tetangga yang sakit.
- Gotong-royong, misalnya menggarap sawah atau membangun rumah.
- Kerjasama. Nilai moral ini mencerminkan sikap mau bekerjasama dengan orang lain walaupun berbeda suku bangsa, ras, warna kulit, serta tidak membeda-bedakan perbedaan itu dalam kerjasama.
- Nilai kebersamaan. Nilai moral ini ada karena adanya keterikatan diri dan kepentingan kesetiaan diri dan sesama, saling membantu dan membela. Contohnya menyumbang sesuatu ke tempat yang mengalami bencana.
pengembanganuksjatim.wordpress.com
uyuyfazry.wordpress.com
terima kasih artikelnya.
ReplyDeletewww.kiostiket.com
boleh tau buku apa yang digunakan untuk mengetahui kesetiakawanan sosial?
ReplyDeleteterimakasih
LEGENDAQQ.NET
ReplyDeleteKami Hadirkan Permainan Baru 100% FAIR PLAY Dari Legendaqq.Net. :) 1 ID Untuk 8 Games :
- Domino99
- BandarQ
- Poker
- AduQ
- Capsa Susun
- Bandar Poker
- Sakong Online
- Bandar 66
Nikmati Bonus-Bonus Menarik Yang Bisa Anda Dapatkan Di Situs Kami LegendaQQ.Net. info Situs Resmi, Aman Dan Terpercaya ^^ Keunggulan LegendaQQ.Net :
- Tingkat Persentase Kemenangan Yang Besar
- Kartu Anda Akan Lebih Bagus
- Bonus TurnOver Atau Cashback Di Bagikan Setiap 5 Hari
- Bonus Referral Dan Extra Refferal Seumur Hidup
- Minimal Deposit & Withdraw Hanya 20.000,-
- Tidak Ada Batas Untuk Melakukan Withdraw/Penarikan Dana
- Pelayanan Yang Ramah Dan Memuaskan
- Dengan Server Poker-V Yang Besar Beserta Ribuan pemain Di Seluruh Indonesia,
- LegendaQQ.Net Pasti Selalu Ramai Selama 24 Jam Setiap Harinya.
- Permainan Menyenangkan Dengan Dilayani Oleh CS cantik, Sopan, Dan Ramah.
Fasilitas BANK yang di sediakan :
- BCA
- Mandiri
- BNI
- BRI
- Danamon
Tunggu Apa Lagi Guyss..
Let's Join With Us At LegendaQQ.Net ^^
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami :
- BBM : 2AE190C9
- Facebook : LegendaqqPoker
Link Alternatif :
- www.legendaqq(dot)net
- www.legendapelangi(dot)com
NB : untuk login android / iphone tidak menggunakan www dan spasi ya boss ^_^