Komunikasi Bisnis - Minggu ke-5: Unsur-Unsur Komunikasi
1.
Sumber
Istilah sumber-penerima digunakan sebagai satu kesatuan yang
tak terpisahkan untuk menyatakan bahwa setiap orang yang terlibat dalam
komunikasi adalah sumber (atau pembicara) sekaligus penerima (atau pendengar).
Pesan dikirim melalui seseorang saat orang tersebut berbicara, menulis atau
memberi isyarat tubuh (gesture). Pesean diterima oleh seseorang lewat cara
mendengarkan, membaca, membaui, melihat, dan lain-lain.
2.
Komunikator
Setiap orang yang terlibat dalam komunikasi beraksi dan
bereaksi sebagai satu kesatuan yang utuh. Secara biologis kita dirancang untuk
bertindak sebagai makhluk yang utuh. Manusia pasti akan bereaksi secara
emosional dan intelektual, secara fisik dan kognitif. Kita bereaksi dengan
tubuh dan pikiran. Akibat yang paling penting dari karakteristik ini adalah
bahwa aksi dan reaksi manusia dalam berkomunikasi ditentukan bukan hanya dari
perkataan, melainkan juga penafsiran sebuah pesan. Reaksi kita terhadap sebuah
film, misalnya, tidak hanya bergantung pada kata-kata dan gambar dalam film
tersebut melainkan pada semua yang ada pada kita —pengalaman masa lalu kita,
emosi kita saat itu, pengetahuan kita, keadaan kesehatan kita, dan lain-lain.
Jadi, dua orang yang mendengarkan sebuah pesan seringkali menerima dan
menafsirkan pesan tersebut dengan arti yang sangat berbeda walaupun menggunakan
kata-kata dan simbol yang sama.
3.
Pesan
Pesan komunikasi dapat mempunyai banyak bentuk. Kita
mengirimkan dan menerima pesan ini melalui salah satu atau kombinasi tertentu
dari panca indra kita. Pesan tidak selalu dalam bentuk verbal atau tertulis,
melainkan juga dalam bentuk non-verbal atau tanpa kata. Contohnya gerak-gerik
tubuh, ekspresi muka, dan lain-lain.
4.
Channel atau Saluran
Saluran komunikasi adalah media yang dilalui pesan. Komunikasi
seringkali berlangsung melalui satu atau lebih saluran berbeda secara bersamaan.
Sebagai contoh, dalam interaksi tatap muka kita berbicara dan mendengarkan
(saluran suara), tetapi kita juga memberikan isyarat tubuh dan menerima isyarat
ini secara visual (saluran visual). Kita juga memancarkan dan mencium bau-bauan
(saluran olfaktori). Seringkali kita saling menyentuh, ini pun komunikasi
(saluran taktil).
5.
Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu proses, suatu kegiatan. Komunikasi
bukanlah sebuah proses yang statis, yang diam. Komunikasi tidak pernah seperti
itu. Segala hal dalam komunikasi selalu berubah —penyampai pesan, penerima
pesan, atau lingkungan di luar itu selalu berubah.
.
6.
Efek
Komunikasi selalu mempunyai efek atau dampak atas satu atau
lebih orang yang terlibat dalam tindak komunikasi. Pada setiap tindak
komunikasi selalu ada konsekuensi. Sebagai contoh, anda mungkin memperoleh
pengetahuan atau belajar bagaimana menganalisis, melakukan sintesis, atau mengevaluasi
sesuatu; ini adalah efek atau dampak intelektual atau kognitif. Kedua, anda
mungkin memperoleh sikap baru atau mengubah sikap, keyakinan, emosi, dan
perasaan anda; ini adalah dampak afektif. Ketiga, anda mungkin memperoleh
cara-cara atau gerakan baru seperti cara melemparkan bola atau melukis, selain
juga perilaku verbal dan non-verbal yang patut; ini adalah dampak atau efek
psikomotorik.
7.
Faktor yang Diperhatikan dalam
Proses Komunikasi
Karena
komunikasi mempunyai dampak, maka ada masalah etik di sini. Karena komunikasi
mengandung konsekuensi, maka ada aspek benar-salah dalam setiap tindak
komunikasi. Tidak seperti prinsip-prinsip komunikasi yang efektif,
prinsip-prinsip komunikasi yang etis sulit dirumuskan karena berhubungan dengan
adat-istiadat setiap orang, situasi dan kondisi di mana pesan tersebut
disampaikan, dan kondisi penerima pesan saat pesan disampaikan.
Seringkali kita dapat mengamati dampak komunikasi, dan berdasarkan pengamatan ini, merumuskan prinsip-prinsip komunikasi yang efektif. Tetapi, kita tidak dapat mengamati kebenaran atau ketidakbenaran suatu tindak komunikasi.
Sumber:
http://ramahriza.blogspot.com/2013/06/32unsur-unsur-komunikasi-bisnis.html
Comments
Post a Comment