PENDUDUK, MASYARAKAT, DAN KEBUDAYAAN



A.      PERTUMBUHAN PENDUDUK

I.     Perkembangan Penduduk Dunia
Perkembangan penduduk dunia dari  tahun 1830-2011 dapat dijelaskan melalui tabel di bawah ini :

Tabel Perkembangan Penduduk Dunia 1830-1022

Tahun
Jumlah Penduduk
Perkembangan per Tahun
1830
1 Milyar
-
1930
2 Milyar
1%
1960
3 Milyar
1,7%
1975
4 Milyar
2,2%
1987
5 Milyar
2%
1996
6 Milyar
2%
2011
7 Milyar
2%

Pertambahan penduduk di setiap negara bertambah hingga 2 kali lipat, sementara perkembangannya hampir 3 kali lipat. Dengan ini, pertumbuhan penduduk dunia bisa dibilang cukup pesat.

II.    Penggandaan Penduduk Dunia
Berikut adalah tabel yang memuat perkiraan penggandaan penduduk dunia tahun 1811-2013 :

Tabel Penggandaan Penduduk Dunia
Tahun Penggandaan
Perkiraan Penduduk Dunia
Waktu
1811
1 Milyar
-
1961
2 Milyar
150
1999
6 Milyar
38
2011
7 Milyar
12
2013
8 Milyar
2
Akhir abad ke-21
9-10 Milyar


Dunia mengalami pertumbuhan penduduk yang agak menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya karena beberapa negara besar di dunia, seperti China, mengeluarkan kebijakan 1 anak saja dalam setiap keluarga. Sementara penduduk India akan berkembang lebih pesat dalam kurun waktu kurang dari 40 tahun dari sekarang.

III.   Faktor-faktor Demografi yang Mempengaruhi Pertumbuhan Penduduk

1.       Kelahiran (Natalitas)
Salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah penduduk adalah kelahiran atau natalitas yang sifatnya menambah jumlah penduduk. Kelahiran juga memiliki beberapa faktor penghambat atau anti-natalitas (kebijakan pembatasan kelahiran, KB, pikiran untuk menunda pernikahan hingga mapan, dan anggapan anak adalah beban) dan pendukung atau pro-natalitas (anggapan banyak anak banyak rezeki, nikah usia muda, paradigma anak adalah kebanggan orang tua).

2.       Kematian (Mortalitas)
Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk. Perhitungan jumlah kematian hampir sama dengan perhitungan kelahiran. Kematian pun memiliki faktor penghambat atau anti-mortalitas (beredarnya suplemen-suplemen kesehatan, berkembangnya kecanggihan teknologi medis, lingkungan sehat, dll) dan pendukung atau pro-natalitas (kesehatan buruk, lingkungan yang tidak sehat, rakyat miskin yang penghasilannya tidak mencukupi, kecelakaan lalu lintas, dll).


IV.  Rumus Tingkat Kematian Kasar

        CDR    =         D/P x K

Keterangan:
·         CDR        = Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar)
·         D             = Jumlah kematian (Death) dalam tahun tertentu
·         P             = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu
·         K             = Bilangan konstan 1000

V.    Rumus Tingkat Kematian Khusus

        ASDRx   =     Dx/Px  x  K

Keterangan:
·         ASDRx   = Angka kematian khusus umur tertentu (x)
·         Dx           = Jumlah kematian pada umur tertentu selama satu tahun
·         Px           = Jumlah penduduk pada umur tertentu
·         K             = Bilangan konstan 1000

VI.  Angka Kelahiran
Angka Kelahiran yaitu angka yang menunjukkan rata-rata jumlah bayi yang lahir setiap 1000 penduduk dalam waktu satu tahun. Beberapa cara untuk menghitung besarnya angka kelahiran adalah sebagai berikut :

1.       Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate)
Rumus yang digunakan yaitu :

CBR  =  B/P x K

Keterangan :


  • CBR   = Crude Birth Rate (Angka Kelahiran Kasar) 
  • B        = Angka kelahiran (Birth) dalam satu tahun 
  • P         = Jumlah seluruh penduduk pada pertengahan tahun 
  • K        = Bilangan konstan 1000

Angka kelahiran ini disebut kasar karena tidak memerhatikan jenis kelamin dan umur penduduk, padahal hanya penduduk wanita yang melahirkan.

2.       Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur (Age Specific Fertility Rate atau ASFR)
Rumus yang digunakan :

ASFRx  =  Bx/Pfx  x  K

Keterangan:

·         ASFRx   = Angka kelahiran menurut kelompok umur x
·         Bx          = Jumlah kelahiran pada kelompok umur x
·         Pfx         = Jumlah penduduk wanita pada kelompok umur x
·         K            = Bilangan konstan 1000
·         X            = Umur wanita kelompok umur tertentu yang umurnya dihitung tiap 5
                          tahun, misal; 15-19 tahun, 20-24 tahun, dst.

Dengan rumus-rumus tersebut kita dapat mengetahui kelompok umur mana yang paling banyak terjadi kelahiran. Usia 15-49 tahun adalah usia subur wanita. Maka pada jenjang usia itulah wanita mempunyai kemungkinan untuk memiliki anak.

 VII.     Pengertian Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain untuk menetap, dan melewati batas administratif (migrasi internal atau masih di dalam suatu negara), atau batas politik/negara (migrasi internasional atau perpindahan antar negara)

VIII.    Macam-Macam Migrasi, Proses Migrasi dan Akibatnya
1.       Macam-macam migrasi :
a.       Migrasi Masuk (in migration), yaitu masuknya penduduk ke suatu daerah tujuan
b.      Migrasi Keluar (out migration), yaitu perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah
c.       Migrasi Neto (net migration),merupakan selisih antara jumlah migrasi masuk dan keluar
d.      Migrasi Bruto (gross migration), merupakan jumlah dari migrasi masuk dan keluar
e.      Migrasi total (total migration), yaitu seluruh kejadian migrasi, mencakup migrasi semasa hidup dan migrasi pulang
f.        Migrasi internasional (international migration), yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain
g.       Migrasi semasa hidup (life time migration), yaitu migrasi berdasarkan tempat kelahiran. Mereka yang pada waktu pencacahan sensus bertempat-tinggal di daerah yang berbeda dengan daerah tempat lahirnya
h.      Migrasi parsial (partial migration), yaitu jumlah migran ke suatu daerah tujuan dari daerah asal atau dari daerah asal ke satu daerah tujuan
i.         Arus migrasi (migration stream), yaitu jumlah perpindahan yang terjadi dari daerah asal ke daerah tujuan dalam jangka waktu tertentu
j.        Urbanisasi (urbanization), yaitu bertambahnya proposisi penduduk yang berdiam di daerah kota yang disebabkan oleh proses perpindahan penduduk ke kota dan atau akibat dari perluasan kota
k.       Transmigrasi (transmigration), yaitu pemindahan dan perpindahan penduduk dari suatu daerah untuk menetap ke daerah lain yang ditetapkan di dalam wilayah RI guna kepentingan pembangunan negara atau karena alasan-alasan yang dipandang perlu oleh pemerintah berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang-undang.

2.       Proses Migrasi :
a)      Imigran cenderung memilih tempat tujuan yang dekat dengan daerah asal
b)      Kesempatan kerja lebih besar di daerah tujuan migrasi
c)       Adanya informasi-informasi menarik dan positif tentang daerah tujuan sehingga orang bermigrasi
d)      Informasi-informasi negatif menimbulkan ketidakinginan melakukan migrasi
e)      Makin besar pengaruh daerah perkotaan terhadap seseorang, semakin tinggi frekuensi mobilitas orang tersebut
f)       Semakin tinggi pendapatan, semakin tinggi frekuensi mobilitas seseorang
g)      Seseorang cenderung memilih tempat di mana ada sanak saudara atau kenalan yang tinggal di daerah tersebut
h)      Migrasi juga akan terjadi jika ada bencana alam yang menimpa suatu daerah
i)        Biasanya orang yang lebih mudalah yang lebih sering mengadakan mobilitas
j)        Semakin tinggi pendidikan, semakin tinggi pelaksanaan mobilitas penduduk

3.       Akibat Migrasi
Akibat-akibat yang muncul dari pelaksanaan migrasi adalah sebagai berikut :
·         Pertikaian di dalam suatu kota akan mudah terjadi karena berbagai jenis penduduk tinggal di satu tempat. Perbedaan dalam hal apapun akan memicu terjadinya pertikaian.
·         Lahan penghijauan yang berkurang akibat pembangunan tempat tinggal untuk para migran. Maka tidak akan ada cukup lahan untuk menyerap air hujan sehingga menimbulkan bencana dan wabah penyakit.
·         Kesehatan akan menjadi harga yang lebih mahal karena para migran yang dating membawa kendaraan atau alat elektronik lainnya yang menyebabkan radiasi dan polusi udara.
·         Lahan perkerjaan menjadi sempit karena banyaknya penduduk yang mencari pekerjaan dan berusaha.

IX.   Jenis Struktur Penduduk
1.       Piramida Penduduk Muda
Piramida ini menggambarkan komposisi penduduk dalam pertumbuhan dan yang sedang berkembang.

2.       Piramida Stasioner
Menggambarkan keadaan penduduk tetap (statis), karena tinggat kematian rendah dan tingkar kelahiran tidak begitu tinggi.

3.       Piramida Penduduk Tua
Piramida ini menggambarkan adanya penurunan angka kelahiran yang sangat pesat dan angka kematian yang kecil sekali.

X.    Bentuk-Bentuk Piramida

1.       Piramida Penduduk Muda berbentuk limas
Piramida ini menggambarkan jumlah penduduk usia muda lebih besar dibanding usia dewasa. Jumlah angka kelahiran lebih besar daripada jumlah kematian. Contoh ; India, Brazilia, Indonesia.

2.       Piramida Penduduk Stasioner atau Tetap berbentuk granat
Bentuk ini menggambarkan jumlah penduduk usia muda seimbang dengan usia dewasa. Tingkat kematian rendah dan tingkat kelahiran tidak begitu tinggi. Contoh ; Swedia, Belanda, Skandinavia.
3.       Piramida Penduduk Tua berbentuk batu nisan
Piramida bentuk ini menunjukkan jumlah penduduk usia muda lebih sedikit bila dibandingkan dengan usia dewasa. Jika angka kelahiran jenis pria besar, maka suatu negara bisa kekurangan penduduk. Contoh ; Jerman, Inggris, Belgia, Prancis.

XI.   Pengertian Rasio Ketergantungan

Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio) adalah perbandingan jumlah penduduk antara penduduk berusia 0-14 tahun, ditambah jumlah penduduk 65 tahun ke atas, lalu dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun. Rasio ketergantungan dapat dilihat menurut usia yakni Rasio Ketergantungan Muda dan Rasio Ketergantungan Tua. Rasio ketergantungan (Dependency Ratio) dapat digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara apakah tergolong negara maju atau negara yang sedang berkembang. Semakin tinggi persentase dependency ratio menunjukkan semakin tinggi beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan persentase dependency ratio yang semakin rendah, menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.



B.      KEBUDAYAAN DAN KEPRIBADIAN

I.     Pertumbuhan dan Perkembangan Kebudayaan di Indonesia
Kebudayaan di Indonesia terbagi menjadi 3 zaman, yaitu :

1.       Zaman Batu Tua (Paleolithikum)
Zaman ini berlangsung kira-kira 600.000 tahun yang lalu. Disebut Zaman Batu Tua karena pada zaman ini, peralatan yang digunakan oleh manusia tidak diasah atau dipoles sehingga peralatannya masih kasar. Jenis manusia yang hidup pada zaman ini termasuk Pithecantropus Erectus dan Homo Wajakensis.  Pada zaman ini ditemukan ada dua kebudayaan, yaitu Kebudayaan Pacitan dan Kebudayaan Ngandong. Dalam kebudayaan Pacitan, alat yang digunakan dinamakan kapak genggam atau ‘chopper’, yaitu kapak yang berbentuk seperti kapak pada umumnya namun tidak bertangkai. Sedangkan di kebudayaan Ngandong, alat-alat yang digunakan untuk bekerja terbuat dari bebatuan, tulang-tulang, tanduk rusa, dan ujung tombak bergigi. Di Ngandong juga ditemukan lukisan-lukisan telapak tangan berwarna merah pada dinding goa. Peralatan-peralatan tersebut banyak ditemukan di daerah Progo dan Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa Barat), dan Lahat (Sumatera Selatan). Manusia di zaman ini hidup berpindah-pindah (nomaden), bertahan hidup dengan cara berburu dan menangkap ikan.

2.       Zaman Batu Tengah (Mesolithikum)
Pada zaman ini, peralatan yang digunakan berbeda dengan zaman sebelumnya, Paleolithikum. Peralatan yang mirip dengan kapak ditemukan, dan ternyata bernama pebble atau kapak Sumatera. Hasil kebudayaan yang ditinggalkan di zaman ini berupa Kjokkenmoddinger yang berarti sampah dapur, yang sebenarnya merupakan tumpukan kulit-kulit kerang dan siput yang mencapai ketinggian ± 7 meter dan sudah menjadi fosil. Peninggalan-peninggalan kebudayaan ini banyak ditemukan di daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Flores.

3.       Zaman Batu Muda (Neolithikum)
Pada zaman ini, manusia sudah mulai memproduksi makanan sendiri, seperti bercocok tanam dan beternak. Hidupnya pun mulai berkelompok dan menetap. Peralatan yang digunakan di zaman ini juga sudah dihaluskan. Contoh-contoh alatnya adalah pahat segi panjang, kapak persegi, kapak lonjong, dan kapak bahu. Mereka juga sudah mampu membuat perhiasan dari batu dan pakaian dari kulit kayu.


II.    Kebudayaan Hindu, Budha, dan Islam

Agama Hindu dan Budha masuk ke Indonesia, khususnya Pulau Jawa dan mulai berkembang pada abad ke 5. Budha lebih maju dibandingkan dengan Hindu, karena di dalam ajaran Budha, agama Budha tidak mengkastakan penganutnya seperti Hindu. Walaupun begitu, keduanya hidup berdampingan di Indonesia dengan damai, serta menghasilkan karya-karya seni bangunan, arsitektur, seni pahat, seni ukir, maupun seni sastra, seperti tercermin dalam bangunan dan relief yang diabadikan dalam candi-candi di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Sedangkan Agama Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh para pedagang dari Arab, Gujarat, dan Persia pada abad ke 14. Selain para pedagang tersebut, Islam juga dikembangkan oleh pemuka agama berjumlah 9 orang yang disebut Wali Songo. Setelah itu, mulai bermunculan kerajaan-kerajaan besar yang menganut Islam sehinggal Islam semakin berkembang di Indonesia. Saat ini Islam mendominasi negara Indonesia dan dunia.

III.   Kebudayaan Barat

Kebudaayaan Barat yang dimaksud ini adalah kebudayaan yang berasal dari negara-negara bagian barat seperti Amerika dan Eropa, terutama Belanda yang paling membawa banyak pengaruh di dalam kehidupan bangsa Indonesia karena jajahannya. Pengaruh-pengaruh tersebut terlihat pada arsitektur bangunan yang bergaya Barat.
Sehubungan dengan itu, penjelasan UUD’45 memberikan rumusan tentang kebudayaaan bangsa Indonesia adalah: kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budi rakyat Indonesia seluruhnya, termasuk kebudayaan lama dan asli yang ada sebagai puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia. Dalam penjelasan UUD’45 ditujukan ke arah mana kebudayaan itu diarahkan, yaitu menuju kearah kemajuan budaya dan persatuan, dengan tidak menolak bahan baru kebudayaan asing yang dapat mengembangkan kebudayaan bangsa sendiri serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.





Daftar Pustaka



Comments

Popular posts from this blog

E. Teori Kewirausahaan

G. Peran Pendidikan dalam Pembentukan Kewirausahaan

Feature Taman Mini Indonesia Indah (Jurnalistik 1)